3. Lingkungan dan Sumber Air
Lingkungan sekitar juga berkontribusi pada rasa air. Air yang mengalir melalui tanah yang kaya mineral atau yang terpapar dengan bahan organik tertentu, seperti daun dan tanaman, dapat menyerap rasa dan aroma dari lingkungannya. Di daerah pedesaan yang dikelilingi oleh hutan misalnya, air cenderung memiliki rasa yang lebih alami dan kaya, sementara air di daerah perkotaan bisa saja sedikit terkontaminasi atau berbau, karena adanya polusi.
4. Suhu Air
Suhu juga bisa memengaruhi persepsi rasa air. Air yang lebih dingin cenderung terasa lebih segar dan enak, sedangkan air yang hangat bisa terasa less inviting. Di beberapa daerah, variasi suhu ini bisa terjadi tergantung pada musim. Di daerah tropis, misalnya, ketika suhu tinggi, orang lebih cenderung menyukai air dingin, sedangkan di daerah yang lebih dingin, air pada suhu ruangan mungkin lebih disukai.
5. Cerita Budaya dan Kebiasaan
Faktor budaya dan kebiasaan dapat memengaruhi cara orang merasakan dan mendiskusikan rasa air. Di beberapa daerah, air dianggap sebagai simbol kualitas dan kenikmatan. Di tempat-tempat yang mengutamakan hidangan dengan air sebagai pelengkap, rasa dan sumber air dapat menjadi hal yang diperhatikan secara khusus. Oleh karena itu, budaya setempat dapat menciptakan persepsi tersendiri tentang bagaimana seharusnya air itu 'rasa' dan 'kualitas'.