Pendekatan yang berbeda dalam memeriksa dampak cahaya biru juga dilakukan oleh The Guardian. Mereka menyajikan data mengenai percepatan kebutaan akibat paparan cahaya biru dari ponsel. Sementara itu, IFL Science menyatakan bahwa tidak semua klaim tersebut dapat dianggap benar. Sebagai contoh, sebuah penelitian yang menguji paparan cahaya biru selama dua jam menunjukkan bahwa DNA mengalami kerusakan parah dan menyebabkan kematian. Namun, perlu dicatat bahwa penelitian tersebut dilakukan pada tikus. Oleh karena itu, hasilnya belum tentu dapat langsung diterapkan pada manusia.
Terkait hal ini, Cochrane melakukan penelitian pada tahun 2023 yang meninjau 17 uji klinis terkait lensa pemfilteran cahaya biru dan non-biru terhadap mata. Hasilnya menunjukkan bahwa lensa untuk filter cahaya biru tidak mengurangi gejala mata tegang saat penggunaan komputer dibandingkan dengan lensa non-cahaya biru. Sementara itu, American Academy of Ophthalmology menyatakan bahwa ketegangan mata karena menggunakan perangkat digital disebabkan oleh kurangnya kedipan mata, bukan karena paparan cahaya biru.