Kesenjangan ini bukan hanya soal fasilitas fisik, tapi juga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Anak-anak dari pedesaan seringkali tertinggal dalam standar akademik dibandingkan teman-teman mereka di kota. Ini bukan karena mereka kurang cerdas, tapi karena lingkungan belajar yang kurang mendukung dan minimnya kesempatan untuk mengembangkan potensi diri. Ujung-ujungnya, ketimpangan ini bisa berlanjut hingga ke jenjang perkuliahan dan bahkan dunia kerja, menciptakan lingkaran kemiskinan yang sulit diputus.
Ada banyak faktor yang berkontribusi pada masalah ini. Selain infrastruktur, kurangnya investasi pemerintah di daerah terpencil, sulitnya menarik guru-guru berkualitas untuk mengajar di sana, hingga masalah transportasi yang menghambat akses anak-anak ke sekolah, semuanya menjadi bagian dari persoalan. Ditambah lagi, kondisi sosial-ekonomi keluarga yang kurang mampu di pedesaan seringkali membuat anak-anak harus putus sekolah untuk membantu orang tua mencari nafkah.
Pemerintah Brasil sendiri tidak tinggal diam. Berbagai program telah diluncurkan untuk mencoba mengurangi kesenjangan ini, mulai dari peningkatan alokasi anggaran untuk pendidikan di daerah terpencil, program beasiswa, hingga pelatihan guru. Namun, mengingat luasnya wilayah Brasil dan kompleksitas masalah sosial-ekonomi yang ada, ini adalah perjuangan panjang yang membutuhkan komitmen berkelanjutan dari semua pihak. Mengatasi ketimpangan pendidikan adalah kunci untuk membangun Brasil yang lebih adil dan merata bagi semua warganya.