Arkeologi memiliki dua pendekatan utama, yaitu arkeologi prehistori dan arkeologi sejarah. Arkeologi prehistoris mempelajari masa-masa ketika manusia belum meninggalkan catatan tertulis, sedangkan arkeologi sejarah berkaitan dengan masa ketika manusia sudah meninggalkan catatan tertulis. Melalui dua pendekatan ini, arkeologi memberikan pemahaman mendalam tentang evolusi manusia, perubahan teknologi, dan perubahan budaya dari masa ke masa.
Peran arkeologi sangat penting dalam mengungkap sejarah manusia, menjaga keberlangsungan budaya, dan memahami perkembangan masyarakat. Hasil penelitian arkeologi juga dapat digunakan sebagai sumber informasi yang berharga bagi berbagai ilmu lainnya, seperti sejarah, antropologi, geografi, dan sosiologi.
Dalam proses penelitiannya, arkeologi juga mengacu pada prinsip-prinsip etika yang ketat, seperti perlindungan situs purbakala dari kerusakan, penggalian yang dilakukan secara hati-hati, serta kerjasama dengan komunitas lokal untuk memastikan pengelolaan situs purbakala yang berkelanjutan.
Dengan demikian, arkeologi mampu memberikan pemahaman mendalam tentang perjalanan panjang peradaban manusia. Melalui penggalian, analisis, dan interpretasi benda-benda purbakala, ilmu arkeologi memainkan peran penting dalam melestarikan warisan budaya manusia. Daripada hanya menjadi koleksi benda-benda antik, arkeologi memberikan makna yang lebih dalam tentang bagaimana manusia hidup, bekerja, dan berkembang selama berabad-abad.