Dalam konteks seleksi calon guru, tercatat telah ada sekitar 1.500 calon guru Sekolah Rakyat yang terjaring dalam proses seleksi ini. Proses seleksi ini bukan hanya meliputi penilaian terhadap calon guru, tetapi juga memberikan informasi kepada mereka mengenai status dan lokasi penempatan yang akan mereka terima jika resmi bergabung sebagai guru Sekolah Rakyat.
Namun, dalam proses ini terdapat tantangan, di mana sekitar 100 calon guru melaporkan diri untuk mundur dari seleksi. Mereka mengungkapkan bahwa alasan mundur tersebut dikarenakan tempat penempatan yang dianggap terlalu jauh dari lokasi tinggal mereka. Gus Ipul merespons situasi tersebut dengan bijak, pernyataannya menegaskan: “Kalau mereka yakin, silakan lanjut. Namun jika masih ragu, kami tidak ingin memaksa mereka sebelum ada SK.” Pendekatan ini menunjukkan komitmen Kemensos untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan mendukung.
Kementerian Sosial juga menargetkan untuk merekrut total sekitar 1.544 guru yang akan bertugas di Sekolah Rakyat pada tahun ajaran 2025-2026 yang akan datang. Langkah ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Rakyat, tetapi juga memberikan lebih banyak kesempatan bagi masyarakat yang ingin berkontribusi dalam dunia pendidikan. Keberadaan guru-guru ini diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam proses pembelajaran di Sekolah Rakyat, yang selama ini dihadapkan pada berbagai tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan.