Sesar Turun (Normal Fault): Satu blok batuan bergerak turun relatif terhadap blok lainnya. Ini terjadi di wilayah di mana kerak bumi meregang atau menjauh.
Setiap jenis sesar ini bisa menghasilkan gempa dengan karakteristik yang berbeda, namun semuanya memiliki potensi bahaya yang sama.
Seberapa Bahaya Sesar Gempa?
Bahaya dari sesar gempa tidak hanya bergantung pada keberadaannya, tetapi juga pada beberapa faktor kunci: aktivitas sesar, panjang sesar, kedalaman, dan lokasi geografis.
1. Aktivitas Sesar
Sesar aktif adalah sesar yang diketahui telah menghasilkan gempa di masa lalu dan memiliki potensi untuk menghasilkan gempa lagi di masa depan. Ilmuwan mengukur tingkat aktivitas sesar berdasarkan sejarah gempa yang pernah terjadi di sana. Sesar yang aktif memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi karena energi terus terakumulasi. Sesar yang "tidur" atau tidak aktif selama ribuan tahun mungkin tidak menimbulkan ancaman dalam waktu dekat, namun sesar yang aktif bisa menjadi ancaman serius bagi wilayah yang dilaluinya.
2. Panjang Sesar
Secara umum, semakin panjang suatu sesar, semakin besar energi yang bisa terakumulasi dan dilepaskan, dan semakin kuat gempa yang dapat dihasilkannya. Gempa bumi dengan magnitudo sangat besar, seperti di atas 8.0 skala Richter, biasanya terjadi di sesar yang panjangnya ratusan hingga ribuan kilometer. Sesar-sesar pendek mungkin hanya menghasilkan gempa kecil, tetapi jika terletak di area padat penduduk, bahayanya tetap signifikan.
3. Kedalaman Gempa
Kedalaman tempat pecahnya gempa (pusat gempa) juga sangat menentukan dampaknya. Gempa dangkal (kurang dari 70 km), meskipun magnitudonya sama, biasanya jauh lebih merusak di permukaan daripada gempa dalam. Getaran gempa dangkal masih kuat saat mencapai permukaan, sehingga dapat merobohkan bangunan dan menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah.