Dalam bidang sosiologi, fenomena alienasi merupakan salah satu konsep yang cukup penting untuk dipahami. Alienasi merujuk pada proses dimana individu atau kelompok manusia kehilangan rasa keterhubungan dengan diri sendiri, orang lain, ataupun lingkungan sosialnya. Konsep ini telah lama menjadi perhatian para sosiolog karena dampaknya yang meluas terhadap masyarakat. Artikel ini akan menjelaskan secara mendalam tentang alienasi dalam perspektif sosiologi, memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena ini.
Alienasi merupakan konsep yang pertama kali diperkenalkan oleh filsuf Jerman, Karl Marx, pada abad ke-19. Marx menggunakan konsep alienasi untuk menjelaskan perasaan kehilangan individu dalam hubungan dengan hasil produksinya dalam konteks kapitalisme. Pada perkembangannya, konsep ini kemudian diperluas oleh para sosiolog lainnya untuk mencakup berbagai aspek kehidupan sosial.
Dalam perspektif sosiologi, alienasi dapat terjadi dalam beragam ruang kehidupan. Alienasi dapat muncul dalam lingkup ekonomi, dimana individu kehilangan kontrol atas produksi dan hasil kerjanya, merasa terpinggirkan, serta tidak memiliki rasa kepemilikan terhadap hasil kerjanya sendiri. Alienasi juga dapat terjadi dalam aspek sosial, dimana individu merasa terasingkan dari hubungan sosial dengan orang lain. Selain itu, alienasi secara emosional juga dapat terjadi ketika individu kehilangan rasa arti dan tujuan dalam hidupnya.