Perkembangan teknologi otomotif dalam satu dekade terakhir mengalami lonjakan pesat, terutama pada kendaraan ramah lingkungan. Istilah seperti mobil hybrid dan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) kini mulai akrab di telinga konsumen otomotif Indonesia. Namun, tak sedikit yang masih bingung: apa sebenarnya perbedaan antara mobil hybrid biasa dan PHEV? Apakah keduanya sama-sama hemat energi? Mana yang lebih baik untuk penggunaan harian?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, artikel ini akan mengulas secara mendalam perbedaan mendasar antara mobil hybrid biasa dan PHEV, termasuk kelebihan, kekurangan, serta pertimbangan sebelum memilih salah satu.
1. Pengertian: Sama-Sama Hybrid, Tapi Beda Konsep
Mobil hybrid biasa, atau sering disebut HEV (Hybrid Electric Vehicle), adalah mobil yang menggunakan dua sumber tenaga: mesin bensin dan motor listrik. Namun, baterai motor listrik pada HEV hanya dapat diisi melalui proses pengereman (regenerative braking) atau bantuan mesin bensin saat mobil melaju. Artinya, tidak bisa diisi ulang dengan listrik eksternal.
Sementara itu, PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) adalah versi lanjutan dari HEV. Sama-sama memiliki mesin bensin dan motor listrik, namun PHEV memiliki baterai lebih besar yang bisa diisi ulang melalui charger eksternal (colokan listrik). Baterainya juga memungkinkan mobil berjalan hanya dengan motor listrik dalam jarak tertentu, biasanya 40–100 km tergantung model.
Kesimpulan dasar:
-
HEV = Tidak bisa dicas (baterai diisi otomatis oleh mobil)
-
PHEV = Bisa dicas via listrik (plug-in), bisa jalan full listrik dalam jarak pendek
2. Jarak Tempuh dengan Tenaga Listrik
Inilah perbedaan mencolok antara HEV dan PHEV. Mobil hybrid biasa hanya menggunakan motor listrik sebagai bantuan sementara, terutama saat akselerasi atau kecepatan rendah. Setelah itu, mesin bensin akan mengambil alih.