Meski media telah mencari tanggapan dari pihak Tesla terkait kabar PHK ini, namun hingga saat ini, Tesla belum memberikan keterangan resmi. Namun, dalam sebuah cuitan di X, Musk membenarkan kabar PHK tersebut. "Setiap lima tahun, kami perlu melakukan reorganisasi dan merampingkan perusahaan untuk fase pertumbuhan berikutnya," tulisnya pada Senin (16/4).
Selain kabar PHK, pembatalan produksi mobil listrik kecepatan rendah Tesla juga turut mempengaruhi langkah perusahaan. Berdasarkan laporan eksklusif Reuters pada 5 April lalu, mobil listrik dengan harga sekitar US$25 ribu yang ditujukan untuk dapat mendorong penjualan tidak akan dirilis. Sebelumnya, Elon Musk telah menegaskan bahwa Model 2, mobil listrik tersebut, seharusnya mulai diproduksi pada akhir 2025.
Saham Tesla juga mengalami penurunan sebesar 1,3 persen, demikian seperti yang dilaporkan oleh Reuters. Saham perusahaan mobil listrik yang dimiliki oleh Elon Musk telah turun sekitar 31 persen sepanjang tahun 2024.
Kinerja Tesla juga kalah dari produsen mobil konvensional seperti Toyota Motor dan General Motors, yang sahamnya masing-masing naik 45 persen dan 20 persen karena lambatnya transisi konsumen dari kendaraan bermesin pembakaran internal tradisional.