Salah satu perbedaan utama antara latihan kardio dan strength training adalah cara tubuh membakar kalori. Pada latihan kardio, pembakaran kalori terjadi selama sesi latihan dan dapat terus berlanjut setelah selesai, berkat efek EPOC (Excess Post-exercise Oxygen Consumption). Sementara itu, strength training cenderung menghasilkan pembakaran kalori yang lebih tinggi setelah latihan selesai, karena tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk memulihkan otot setelah berolahraga. Hal ini membuat strength training menjadi pilihan yang baik untuk mereka yang ingin membangun massa otot dan meningkatkan metabolisme jangka panjang.
Dari segi waktu dan frekuensi, latihan kardio biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan strength training. Banyak orang yang melakukan latihan kardio selama 30 hingga 60 menit dalam satu sesi, sedangkan strength training sering kali dilakukan dalam waktu 20 hingga 45 menit dengan fokus pada pengulangan yang lebih singkat. Oleh karena itu, individu yang memiliki keterbatasan waktu lebih mungkin memilih untuk menggabungkan kedua jenis latihan ini dalam rutinitas mereka agar mendapatkan manfaat dari keduanya.
Selain itu, tujuan kebugaran seseorang juga menjadi faktor dalam menentukan pilihan antara latihan kardio dan strength training. Jika tujuan utama adalah menurunkan berat badan atau meningkatkan daya tahan jantung, maka latihan kardio akan lebih sesuai. Namun, jika fokusnya adalah membangun kekuatan, meningkatkan massa otot, atau memperbaiki keseimbangan dan fleksibilitas, maka strength training adalah pilihan yang lebih tepat.