Ketidakpuasan tim Sulawesi Tengah menyebabkan pertandingan terhenti sementara. Hingga akhirnya, mereka harus melanjutkan pertandingan dengan hanya sembilan pemain tersisa. Di menit 90+6, wasit menunjuk titik putih karena pemain Sulawesi Tengah melanggar pemain Aceh.
Insiden tersebut memicu emosi yang sangat tinggi, sehingga menyebabkan salah satu pemain Sulawesi Tengah memukul wasit. Ketika tayangan ulang dilakukan, terungkap bahwa pemain Sulawesi Tengah sebenarnya melakukan tekel bersih karena menyentuh bola terlebih dahulu sebelum pemain Aceh. Namun, keputusan pemain tetap dihukum oleh wasit, membuat tim Sulawesi Tengah harus melanjutkan pertandingan dengan hanya delapan pemain.
Setelah permainan dilanjutkan, ada momen menarik ketika eksekutor penalti Aceh, Hercules, gagal mencetak gol karena tendangan penaltinya berhasil ditepis oleh kiper Sulawesi Tengah. Pertandingan berlanjut hingga menit ke-124, ketika wasit menunjuk titik putih lagi setelah pemain Sulawesi Tengah melakukan handball. Kali ini, eksekutor Aceh mampu mencetak gol, menyamakan kedudukan menjadi 1-1.
Sebagai babak tambahan waktu akan dimulai, tim Sulawesi Tengah memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan. Keputusan tersebut menyebabkan Aceh berhak melaju ke babak semifinal setelah Sulawesi Tengah memutuskan untuk walkover.
Insiden ini menjadi sorotan tidak hanya di tingkat regional, tapi juga nasional. Kejadian ini memicu debat tentang etika dan fair play dalam olahraga, serta menunjukkan perlunya penegakan disiplin dan hukuman yang adil dalam dunia sepakbola.