Daya tahan emosional juga merupakan bagian dari kekuatan mental yang krusial. Pemain sepakbola seringkali menghadapi berbagai tekanan, baik dari lawan, penggemar, maupun media. Daya tahan emosional membantu pemain untuk tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh tekanan tersebut. Zlatan Ibrahimovic, dengan kepribadiannya yang kuat, adalah contoh pemain yang mampu menghadapi tekanan dengan kepala dingin dan tetap tampil maksimal di lapangan.
Kemampuan mengelola stres juga tidak kalah penting. Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan seorang pemain sepakbola, terutama ketika harus tampil di bawah sorotan media atau menghadapi pertandingan krusial. Pemain yang mampu mengelola stres dengan baik akan lebih mungkin untuk tampil baik di saat-saat genting. Teknik seperti meditasi, visualisasi, dan latihan pernapasan sering digunakan oleh pemain untuk mengelola stres dan mempersiapkan diri secara mental.
Pelatih dan staf psikologis juga memainkan peran penting dalam membantu pemain mengembangkan kekuatan mental. Pelatih yang baik tidak hanya melatih keterampilan teknis dan fisik, tetapi juga fokus pada aspek mental pemain. Mereka memberikan dukungan emosional, motivasi, dan strategi untuk membantu pemain tetap fokus dan termotivasi. Di klub-klub besar, keberadaan psikolog olahraga menjadi hal yang umum untuk membantu pemain mengatasi tekanan mental dan tetap dalam kondisi optimal.
Peran kekuatan mental juga terlihat jelas dalam kemampuan pemain untuk bangkit dari kegagalan. Dalam karir seorang pemain sepakbola, kegagalan adalah hal yang tak terelakkan, baik itu dalam bentuk kekalahan pertandingan, cedera, atau performa yang buruk. Pemain dengan kekuatan mental yang tinggi mampu melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang. Mereka tidak mudah menyerah dan terus berusaha untuk memperbaiki diri. Contoh nyata adalah karir David Beckham, yang berhasil bangkit setelah insiden kartu merah di Piala Dunia 1998 dan kemudian menjadi salah satu pemain terbaik dunia.