Reaksi dari Pemain dan Orang Tua
Meski awalnya cukup berat, terutama bagi para pemain yang terbiasa aktif di Instagram atau TikTok, sebagian besar akhirnya memahami keputusan ini.
“Awalnya kaget sih, karena biasanya tiap habis latihan suka update. Tapi setelah dijelaskan alasannya, kami paham ini demi kebaikan kami juga,” kata salah satu pemain muda yang enggan disebutkan namanya.
Orang tua para pemain pun memberi dukungan penuh. Banyak yang menilai ini sebagai langkah positif untuk membentuk karakter disiplin dan profesional pada anak-anak mereka yang masih dalam usia remaja.
Pelajaran dari Tim Nasional Lain
Larangan penggunaan media sosial dalam dunia sepak bola bukanlah hal baru. Banyak tim nasional dan klub besar dunia telah menerapkan aturan serupa, terutama saat turnamen besar seperti Piala Dunia atau Liga Champions.
Contohnya:
-
Timnas Jerman di Piala Dunia 2014 membatasi akses pemain ke media sosial untuk menjaga fokus.
-
Klub-klub Premier League sering memiliki aturan internal tentang larangan posting saat menjelang pertandingan atau saat kamp pelatihan tertutup.
Dengan kata lain, apa yang dilakukan oleh Timnas U-17 Indonesia adalah bagian dari adaptasi terhadap standar profesional internasional, bukan bentuk pembatasan kebebasan yang berlebihan.
Tantangan dan Harapan Jelang Piala Dunia U-17
Sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 (edisi sebelumnya diadakan di Indonesia), Timnas U-17 memikul beban ekspektasi yang tinggi dari publik. Turnamen ini menjadi ajang unjuk gigi sekaligus kesempatan langka untuk mencetak sejarah.