Formula 1 juga menghadapi tantangan dalam hal manajemen sumber daya. Balapan yang sering mengalami cuaca buruk atau suhu ekstrem membutuhkan lebih banyak sumber daya untuk pemeliharaan dan perbaikan. Ini tidak hanya meningkatkan biaya operasional tetapi juga meningkatkan jejak karbon acara tersebut. Kesadaran akan dampak lingkungan ini mendorong Formula 1 untuk mencari solusi yang lebih berkelanjutan, seperti menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi emisi karbon.
Sebagai tanggapan terhadap perubahan iklim, Formula 1 telah meluncurkan beberapa inisiatif untuk mengurangi dampak lingkungan mereka. Salah satu langkah utama adalah program "F1 Sustainability" yang bertujuan untuk mencapai net zero carbon pada tahun 2030. Program ini mencakup penggunaan energi terbarukan, pengembangan teknologi mobil yang lebih efisien, dan upaya untuk mengurangi sampah di sirkuit balap. Formula 1 juga sedang menjajaki kemungkinan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan dan memperkenalkan teknologi hibrida untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Teknologi yang digunakan dalam Formula 1 juga mengalami evolusi untuk menanggapi tantangan perubahan iklim. Inovasi seperti sistem pemulihan energi kinetik (KERS) dan sistem pemulihan energi panas (ERS) dirancang untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi. Selain itu, tim-tim balap berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi dan pengoperasian mobil balap.