BOLA juga menghadapi lonjakan beban operasional sebesar 44,7 persen dari tahun sebelumnya, yaitu dari Rp327,51 miliar pada 2022 menjadi Rp473,91 miliar pada tahun lalu. Kenaikan terbesar terjadi pada remunerasi pemain dan ofisial dari Rp55,55 miliar menjadi Rp64,73 miliar; gaji dan tunjangan dari Rp45,65 miliar menjadi Rp55,24 miliar; beban talent management dari Rp141,69 juta menjadi Rp49,21 miliar; sport agency dari Rp26,52 miliar menjadi Rp42,07 miliar; perjalanan dinas dari Rp28,42 miliar menjadi Rp37,87 miliar; serta beban sewa dari Rp22,00 miliar menjadi Rp30,62 miliar.
Tak hanya itu, terdapat pula kenaikan beban pada live video streaming dan rekaman video dari Rp2,91 miliar menjadi Rp14,42 miliar; konsumsi dari Rp4,98 miliar menjadi Rp6,43 miliar; serta beban lainnya yang naik dari Rp9,47 miliar menjadi Rp13,05 miliar.
Di sisi lain, pendapatan keuangan perseroan turun dari Rp5,52 miliar menjadi Rp4,06 miliar, sedangkan beban keuangan meningkat dari Rp1,09 miliar menjadi Rp1,24 miliar.
Namun, keuntungan lain-lain justru meningkat secara signifikan dari Rp2,35 miliar menjadi Rp73,72 miliar.
Dengan demikian, laba sebelum pajaknya turun drastis menjadi Rp1,97 miliar pada tahun 2023 dari sebelumnya Rp32,40 miliar pada tahun 2022. Sementara itu, beban pajak turun menjadi Rp3,71 miliar dari sebelumnya Rp14,42 miliar.