Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ada konsekuensi dari kebebasan yang absolut di dalam sistem demokrasi yang ada saat ini. Berbeda dengan Amerika Serikat yang memiliki dua sistem pemilihan—yaitu sistem pemilihan elektoral dan pemilihan popular—di Indonesia tidak tersedia opsi serupa. Hal ini membuat proses pemilihan menjadi lebih kompleks dan menambah beban logistik yang harus dipenuhi. "Di Amerika, mereka memiliki dua sistem pemilihan yang membantu mengatur dan mengelola proses pemilihan suara. Di sini, kita tidak memiliki itu," tambahnya.
Surya Paloh juga menekankan bahwa pemilihan langsung yang diterapkan di Indonesia menambah kesulitan dalam pengorganisasian, khususnya dalam hal logistik. Ia menyatakan keyakinannya bahwa Pemilu 2029 akan menghadapi tantangan yang lebih besar, terutama dalam hal jumlah logistik yang diperlukan untuk menyukseskan pemilihan. Dalam konteks ini, Paloh menambahkan bahwa kemampuan pengorganisasian dan pengetahuan saja tidak cukup untuk menjamin kemenangan dalam pemilu jika masalah logistik tidak dapat teratasi.