Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa penguatan rupiah hari ini didorong oleh aliran modal asing yang kembali masuk ke pasar obligasi dan saham domestik. "Investor melihat Indonesia sebagai negara dengan fundamental ekonomi yang cukup kuat di tengah ketidakpastian global," ujarnya.
Meski demikian, tekanan terhadap rupiah masih berpotensi muncul dalam beberapa waktu ke depan. Ketidakpastian arah kebijakan The Fed serta ketegangan geopolitik di beberapa kawasan dunia dapat menahan laju penguatan mata uang Garuda. Pelaku pasar pun tetap bersikap waspada sambil mencermati pernyataan para pejabat bank sentral AS.
Bank Indonesia terus melakukan langkah stabilisasi melalui intervensi di pasar valas dan operasi moneter agar volatilitas rupiah tetap terkendali. BI juga menegaskan komitmennya menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan nasional agar tetap terjaga di tengah tekanan global.