Filosofi Kehidupan yang Dinamis dan Adaptif
Rumah Sasadu dibangun tanpa menggunakan paku, dengan struktur kayu yang saling mengunci satu sama lain. Hal ini mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Sahu yang dinamis dan adaptif. Rumah ini tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal, tetapi juga mewakili nilai-nilai kehidupan yang harus senantiasa siap berubah mengikuti tuntutan waktu dan kondisi lingkungan. Selain itu, rumah Sasadu juga dirancang untuk bisa dibongkar dan dipindahkan, memungkinkan masyarakat Sahu untuk mengikuti perubahan pola pemukiman dan kebutuhan mereka.
Fungsi Sosial sebagai Tempat Berkumpul dan Melaksanakan Upacara Adat
Selain sebagai tempat tinggal, rumah Sasadu juga berfungsi sebagai tempat berkumpul dan melaksanakan upacara adat masyarakat Sahu. Bagian dalam rumah ini dirancang secara terbuka, memberikan kesempatan bagi masyarakat Sahu untuk menjalankan tradisi dan upacara adat mereka. Ruang terbuka ini juga mempermudah interaksi antar penghuni rumah dan memupuk rasa kebersamaan di antara mereka. Fungsi sosial rumah Sasadu sebagai tempat berkumpul ini menjadi pusat kegiatan sosial dan keagamaan bagi masyarakat Sahu di Maluku Utara.
Kesimpulan
Rumah tradisional Sasadu merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Sahu di Maluku Utara. Keunikan atap runcing, filosofi kehidupan yang dinamis dan adaptif, serta fungsi sosialnya sebagai tempat berkumpul dan melaksanakan upacara adat menggambarkan kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Sahu. Wujud rumah Sasadu tidak hanya menjadi bentuk fisik hunian, tetapi juga mewakili nilai-nilai dan keyakinan masyarakat Sahu dalam menjaga harmoni dengan alam dan kehidupan sosial mereka. Dengan demikian, rumah Sasadu tidak hanya menjadi bangunan fisik semata, tetapi juga cerminan dari kehidupan dan kearifan lokal masyarakat Sahu.