Penulisan ulang sejarah ini melibatkan tim besar yang terdiri dari 20 editor jilid dan lebih dari 100 penulis, tersebar dalam 10 jilid buku. Setiap jilid dikerjakan oleh sekitar 10 penulis dan dipimpin oleh dua editor jilid, yang secara bergantian mengedit dan menyempurnakan naskah sebelum dikompilasi.
“Sudah lama historiografi nasional Indonesia tidak diperbaharui secara signifikan, terakhir pada 2012. Padahal, sejak saat itu ada banyak penemuan dan perspektif baru yang penting untuk dicatat dalam sejarah resmi kita,” jelas Singgih.