Iran telah melantik presiden barunya, Masoud Pezeshkian, pada Selasa (30/7/2024). Pezeshkian, seorang politisi reformis sekaligus dokter bedah jantung, memberikan pidato perdananya setelah dilantik dalam upacara di gedung parlemen di Ibu Kota Iran, Teheran. Dalam pidatonya, ia berjanji untuk terus berupaya mencabut sanksi ekonomi yang diberlakukan Barat akibat program nuklir Teheran yang kontroversial.
Dalam pidato tersebut, Pezeshkian menegaskan bahwa pemerintahannya akan terus berusaha mencabut sanksi yang sangat merugikan Iran. Ia menyatakan bahwa normalisasi hubungan ekonomi Iran dengan dunia merupakan hak yang tidak bisa dihilangkan dari Iran. Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, secara resmi mendukung Pezeshkian dan mendorongnya untuk memprioritaskan negara-negara tetangga, Afrika, Asia, serta negara-negara yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada Iran dalam kebijakan luar negerinya.
Pezeshkian, yang sebelumnya telah lama menjadi anggota legislatif, memenangkan pilpres Iran setelah pendahulunya, Ebrahim Raisi, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Mei, yang memicu digelarnya pemilu dini. Ia diberi waktu dua pekan untuk membentuk kabinetnya guna mendapatkan mosi kepercayaan di parlemen.