Meskipun massa sempat terpukul mundur, beberapa dari mereka tetap bertahan dan mengkomando agar mahasiswa kembali merapatkan barisan. Sebagian mahasiswa pun kembali maju ke depan dinding beton dan membentuk barikade. Salah satu orator dari atas mobil komando yang terparkir di samping Patung Arjuna Wijaya, Gambir, Jakarta Pusat, menyatakan, "Jangan halangi kami untuk menyerahkan kajian yang telah kami buat."
Dalam aksi tersebut, massa membawa 12 tuntutan sebagai kritik terhadap sepuluh tahun pemerintahan Jokowi. Koordinator pusat BEM SI, Herianto mengatakan, mahasiswa turun ke jalan untuk mengadili Jokowi atas sejumlah kebijakan dan tindakan yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Salah satu tuntutan mereka adalah menolak kembalinya dwifungsi TNI dan Polri serta mendesak agar pemerintah segera mengesahkan RUU Perampasan Aset dan RUU Masyarakat Adat. Selain itu, mereka juga mendesak untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat dan tindak tegas pelaku represifitas kepolisian. Tuntutan lainnya termasuk menuntaskan konflik agraria, reforma agraria sejati, menuntut pemerintah untuk mengatasi limbah industri, reformasi dalam bidang pendidikan, dan melakukan kaji ulang kebijakan hilirisasi nikel.