Selain itu, CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Alexander Barus juga mengakui bahwa impor bijih nikel dari Filipina merupakan langkah yang diambil oleh sejumlah perusahaan smelter untuk memastikan pasokan bahan baku. Meskipun Indonesia memiliki sumber daya dan cadangan nikel terbesar di dunia, namun stok bijih nikel dengan kadar yang dibutuhkan untuk smelter telah menipis.
Menurut Alex, sebagai langkah antisipasi terhadap menipisnya stok bijih nikel dengan kadar yang dibutuhkan, perusahaan-perusahaan smelter memutuskan untuk melakukan impor bijih nikel, terutama yang memiliki kadar fero tinggi, guna memenuhi spesifikasi khusus yang dibutuhkan dalam proses produksi. Hal ini juga sejalan dengan beroperasinya smelter nikel di dalam negeri yang membutuhkan pasokan bijih nikel dengan kadar tinggi.