Kontroversi dan Tantangan
Meskipun memiliki karir yang cemerlang di militer, Prabowo juga menghadapi berbagai kontroversi. Salah satu yang paling terkenal adalah keterlibatannya dalam operasi di Timor Timur dan dugaan pelanggaran hak asasi manusia. Pada tahun 1998, saat krisis politik melanda Indonesia, Prabowo dituduh terlibat dalam penculikan aktivis pro-demokrasi. Akibatnya, ia dicopot dari jabatannya dan pensiun dini dari militer.
Masuk ke Dunia Politik
Setelah meninggalkan militer, Prabowo beralih ke dunia politik. Dia bergabung dengan Partai Golkar sebelum akhirnya mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada tahun 2008. Di bawah kepemimpinannya, Partai Gerindra berkembang menjadi salah satu partai politik besar di Indonesia. Prabowo beberapa kali mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden, meskipun belum berhasil memenangkan pemilihan.
Menteri Pertahanan
Pada tahun 2019, Prabowo Subianto ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia. Penunjukan ini menandai kembalinya Prabowo ke posisi penting dalam pemerintahan setelah bertahun-tahun berfokus pada karir politik. Sebagai Menteri Pertahanan, Prabowo memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kedaulatan dan keamanan negara.
Salah satu fokus utama Prabowo sebagai Menteri Pertahanan adalah modernisasi alutsista (alat utama sistem persenjataan) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dia berusaha untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Indonesia dengan memperkuat peralatan militer dan meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain dalam bidang pertahanan. Prabowo juga aktif dalam diplomasi pertahanan, menjalin hubungan yang lebih erat dengan negara-negara sahabat untuk menghadapi ancaman keamanan global.