Seiring berkembangnya isu tentang peringatan darurat ini, muncul juga sebuah gerakan yang dinamakan PENTOL. PENTOL merupakan akronim yang berasal dari enam tuntutan utama masyarakat kepada pemerintah, sebagai berikut:
1. P: Perbaikan dalam tubuh kepolisian, dengan penekanan pada penghapusan imunitas serta pemberantasan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam institusi tersebut.
2. E: Penekanan pada kebijakan energi yang lebih berpihak pada masyarakat, termasuk tanggapan terhadap kelangkaan gas LPG 3 kg yang sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah.
3. N: Peningkatan taraf hidup rakyat dengan memberikan kritik tajam terhadap pemotongan anggaran pendidikan, kesehatan, serta transportasi umum, yang dianggap tidak sejalan dengan upaya pemulihan ekonomi saat ini.
4. T: Tuntutan agar pemerintah segera membayar tunjangan kinerja (tukin) bagi dosen, guru, serta aparatur sipil negara (ASN) untuk menjamin kesejahteraan mereka.
5. O: Perbaikan dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sehingga bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan harapan yang diinginkan.
6. L: Gerakan untuk melawan mafia tanah serta mengkritisi pengelolaan infrastruktur yang dianggap merugikan masyarakat luas.
Tanya jawab seputar gerakan ini semakin marak, mengingat munculnya peringatan darurat bersamaan dengan banyaknya masalah yang dihadapi oleh rakyat. Salah satunya adalah kelangkaan gas LPG 3 kg yang menjadi isu hangat dan memicu keresahan di kalangan masyarakat. Selain itu, tuntutan mengenai tunjangan kinerja (tukin) ASN yang belum terealisasi juga menjadi pusat perhatian, khususnya di kalangan tenaga pendidik dan pegawai pemerintah.