Helikopter sipil, di sisi lain, tidak memerlukan tingkat ketahanan yang sama. Desainnya lebih mengutamakan berat yang ringan, sehingga lebih hemat bahan bakar dan bisa mengangkut lebih banyak beban atau penumpang. Bodinya terbuat dari material yang lebih ringan seperti aluminium atau komposit sederhana. Kabinnya didesain untuk kenyamanan penumpang, dengan kursi empuk, peredam suara, dan jendela yang besar untuk pemandangan. Kecepatan dan kemampuan manuvernya juga disesuaikan untuk penerbangan yang mulus, bukan untuk menghindari serangan.
Sistem Teknologi dan Avionik: Serang vs. Navigasi
Perbedaan paling mencolok mungkin ada pada sistem teknologi dan avioniknya. Helikopter militer dilengkapi dengan sistem avionik yang sangat canggih dan rahasia. Ini termasuk:
- Sistem Senjata: Meriam, rudal, dan roket yang terintegrasi dengan kokpit.
- Sensor Pengintai: Kamera inframerah (FLIR), radar, dan sistem penglihatan malam (NVG) untuk mendeteksi target atau ancaman dalam kondisi minim cahaya atau cuaca buruk.
- Sistem Pertahanan: Chaff dan flare untuk mengelabui rudal yang mengincar panas mesin, serta jammer elektronik untuk mengganggu sistem komunikasi musuh.
- Sistem Komunikasi Terenkripsi: Untuk memastikan komunikasi tidak dapat disadap musuh.
Semua sistem ini memerlukan prosesor dan perangkat lunak khusus yang dirancang untuk kebutuhan medan perang.
Helikopter sipil memiliki teknologi yang berbeda. Fokusnya adalah pada navigasi yang akurat, keselamatan penerbangan, dan efisiensi operasional. Avionik yang umum ditemui antara lain:
- GPS dan Sistem Navigasi: Untuk penerbangan yang tepat dan aman.
- Sistem Peringatan Dini: Seperti TAWS (Terrain Awareness and Warning System) untuk menghindari tabrakan dengan medan.
- Sistem Komunikasi Standar: Radio komunikasi yang tidak terenkripsi, sesuai dengan regulasi penerbangan sipil.
- Sistem Manajemen Bahan Bakar: Untuk mengoptimalkan konsumsi bahan bakar selama penerbangan.