Namun, di sisi lain, sistem pembayaran royalti kolektif juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan. Adanya kesenjangan antara bayaran penyanyi dan royalti yang diterima pencipta lagu serta ketidakpastian dalam pembayaran royalti menjadi perhatian utama dalam konteks ini. Hal ini mengindikasikan perlunya sebuah mekanisme pembayaran yang lebih adil dan transparan bagi para pencipta lagu.
Dalam konteks ini, munculnya sistem pembayaran royalti langsung merupakan respon terhadap kelemahan yang ada dalam sistem pembayaran kolektif. Dengan sistem ini, penyanyi dan pencipta lagu memiliki kesempatan untuk menjalin kesepakatan langsung mengenai besaran royalti. Hal ini diharapkan dapat memberikan keuntungan lebih bagi pencipta lagu, terutama mereka yang kurang dikenal, dan mengurangi kesenjangan dalam pembayaran royalti.
Namun, sistem pembayaran royalti langsung juga membawa risiko tersendiri, seperti ketidakpastian dan kerumitan dalam pembayaran, serta potensi bagi pencipta lagu untuk membatasi penggunaan lagunya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengoptimalkan mekanisme sistem pembayaran ini agar dapat memberikan perlindungan yang cukup bagi para pencipta lagu dan keadilan yang seimbang bagi semua pihak yang terlibat.
Perbedaan antara pembayaran royalti musik langsung dan kolektif adalah isu yang perlu terus diperbincangkan dalam upaya untuk menciptakan sistem pembayaran yang adil dan berkelanjutan bagi para pencipta lagu dan pemilik hak cipta lainnya. Diperlukan kehati-hatian dalam memilih sistem pembayaran yang tepat agar dapat memberikan manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat dalam industri musik di Indonesia. Semoga dengan pemahaman yang