Kronologi insiden ini berawal ketika tujuh mahasiswa KKN bersama lima warga lokal berlayar untuk mengambil pasir yang akan digunakan dalam program Revitalisasi Terumbu Karang dengan metode Artificial Patch Reef. Namun, dalam perjalanan dari Pulau Wahr menuju Desa Debut, kapal mereka diterjang gelombang tinggi dan akhirnya terbalik di perairan Pulau Wahr. Menurut keterangan Kapolres Maluku Tenggara, AKBP Frans Duma, "Kapal mereka terbalik setelah dihantam ombak besar saat membawa sekitar 30 karung pasir."
Kejadian nahas terjadi pada pukul 14:07 WIT, namun laporan pertama diterima Tim SAR pada pukul 15:40 WIT setelah salah satu mahasiswa memberikan informasi. Sebuah tim dari Pos SAR Tual segera berangkat menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) dan tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 17:30 WIT. Namun, proses evakuasi sempat terhambat akibat cuaca buruk dengan angin kencang dari arah selatan-tenggara dan gelombang laut yang mencapai 2,5 meter.