Dampak dari banjir ini juga dapat dirasakan oleh sejumlah individu, seperti seorang guru madrasah di Kabupaten Barru, Najamuddin, yang terpaksa membatalkan perjalanannya ke Polman, Sulbar untuk menjemput anaknya. Hal ini karena jalur trans ke Parepare dan Sulbar tertutup akibat banjir.
Dia memberitakan bahwa banjir terjadi sejak dini hari, dengan jalan terendam dan air masuk ke rumah warga sejak tadi Subuh. Di desanya, air sudah mencapai ketinggian sekitar 1 meter dan jalanan sudah tidak bisa dilalui kendaraan. Bahkan akses menuju Kabupaten Soppeng melalui jalur Pekkae juga sudah tertutup air dan tidak bisa dilalui.
Kepala Desa Lompo Tengah, Kabupaten Barru, Arif Pabiseang, menyampaikan bahwa kondisi banjir di desanya masih cukup tinggi dan hujan belum berhenti. Pemerintah desa bersama tim evakuasi Tanggap Darurat Bencana (Tagana) akan tetap melakukan pengawalan, mengamankan, dan mengevakuasi warga yang berisiko ke tempat yang lebih aman.
Curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir di hampir semua wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel), telah menyebabkan banjir melanda sejumlah daerah di wilayah tersebut. Di Kabupaten Barru, banjir telah menyebabkan akses transportasi macet dan terendam, terutama di jalur trans Sulawesi, mengakibatkan kemacetan parah dan kendaraan terjebak akibat banjir yang melanda daerah itu. Selain itu, beberapa mobil terlihat terendam di jalan hingga hampir tenggelam, dan situasi ini juga memaksa sejumlah individu untuk membatalkan rencana perjalanan mereka.