Waduk Retensi Marunda diperkirakan mulai dibangun pada tahun 2014, saat Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta. Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut akibat luapan air dari Kali Blencong. Selain fungsi penanggulangan banjir, waduk ini juga direncanakan menjadi kawasan wisata bagi warga pesisir Jakarta, dengan taman di sekelilingnya yang bisa dimanfaatkan untuk berkumpul, berolahraga, bersantai, dan kegiatan lainnya. Namun, proyek tersebut belum rampung hingga kini.
Pada Rabu (28/5/2025) siang, Kompas.com meninjau langsung kondisi Waduk Retensi Marunda. Waduk ini dibangun di atas lahan seluas 56 hektare, yang sebelumnya merupakan area empang milik warga. Empang-empang tersebut kemudian disatukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan dijadikan hamparan waduk yang cukup luas.
Meskipun pembangunan secara keseluruhan mangkrak, badan waduk sudah terbentuk dan terlihat cukup terawat hingga kini. Air waduk berwarna biru kehijauan dan tampak menyegarkan mata, tanpa terlihat sampah mengambang, sehingga waduk terlihat bersih. Kendati demikian, kawasan di sekitar waduk yang sedianya akan dijadikan taman atau tempat wisata terlihat terbengkalai. Ilalang tumbuh tinggi di sekeliling waduk, menandakan area tersebut tak terurus. Pintu masuk waduk di bagian ujung bahkan telah ditutup menggunakan pagar seng.