Lebih lanjut, Armor mengakui bahwa aksi kekerasan tersebut seringkali dilakukannya di depan anak-anak mereka. Bahkan, kekerasan tersebut juga diketahui oleh orangtua dari pasangan suami istri tersebut, menambahkan kesedihan yang dialami oleh keluarga tersebut.
Saat ditanya mengenai kesalahannya, Armor tidak berusaha untuk membela diri. Dia mengakui kesalahan yang telah dilakukannya dan menyatakan kesiapannya untuk menjalani proses hukum.
Selain itu, Armor juga membantah tudingan bahwa dirinya hendak melarikan diri ke Surabaya. Dia menjelaskan bahwa dirinya hanya pergi ke sebuah hotel di wilayah Jakarta untuk menyelesaikan urusannya, bukan untuk kabur ke Surabaya.
Dalam kasus ini, penegakan hukum harus memberikan sanksi yang setimpal dengan perbuatan kekerasan yang dilakukan oleh Armor Toreador. Kehadiran hukum dan keadilan harus tetap dijunjung tinggi untuk melindungi korban kekerasan dalam rumah tangga, baik dalam hal pemulihan psikologis maupun penegakan hukum yang adil.