Beberapa pengamat politik menilai bahwa pose jempol Prabowo dan Trump adalah simbol kesepahaman atas nilai-nilai bersama, terutama dalam hal kedaulatan negara dan pentingnya solusi damai yang adil bagi konflik Israel-Palestina. Pose tersebut juga menunjukkan bahwa meski berbeda latar belakang dan kebijakan, dialog dan diplomasi tetap menjadi jalan utama penyelesaian masalah global.
“Itu bukan hanya pose biasa. Di balik simbol jempol itu, ada pesan: kita bisa berdiri bersama, meskipun berasal dari sistem politik dan pandangan dunia yang berbeda,” ujar analis hubungan internasional Universitas Indonesia, Dr. Fitrah Maulana.
Prabowo: Diplomasi Aktif untuk Palestina
Prabowo Subianto dalam beberapa tahun terakhir memang menunjukkan peran aktif dalam diplomasi pertahanan dan kemanusiaan, termasuk isu Palestina. Dalam pidatonya di KTT Gaza, Prabowo menyampaikan dengan tegas bahwa Indonesia mendukung gencatan senjata segera, pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan, serta dimulainya proses perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Ia juga menekankan bahwa Indonesia, sebagai negara demokrasi besar dengan mayoritas Muslim, memiliki tanggung jawab moral dan historis untuk terus berdiri bersama rakyat Palestina.
Pidato tersebut mendapat sambutan hangat dari delegasi negara-negara Arab dan negara nonblok, memperkuat citra Indonesia sebagai kekuatan moderat yang konsisten dalam diplomasi internasional.
Trump dan Isu Gaza: Arah Baru atau Sikap Simbolik?
Sementara itu, kehadiran Donald Trump dalam KTT ini juga menarik perhatian. Meski selama masa kepresidenannya Trump dikenal pro-Israel bahkan memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem kehadirannya di forum Gaza ini memunculkan pertanyaan apakah ada perubahan sikap atau sekadar kunjungan simbolis.