Akibatnya, sejumlah sarana di perlintasan tersebut mengalami kerusakan, dan lokomotif kereta barang itu harus dievakuasi ke Stasiun Cirebon. "Ada beberapa kerusakan dari lokomotif kami dan prasarana kami, selanjutnya dilakukan perbaikan di Stasiun Cirebon," ucapnya.
Zainul menambahkan, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, baik dari pihak pemadam kebakaran, maupun dari masinis kereta api. "Untuk korban tidak ada, baik dari kami (masinis) maupun dari pengendara kendaraan," tambahnya.
Zainul menjelaskan, meski kendaraan darurat melintas, para pengendara harus tetap memprioritaskan kereta api yang melintas. "Sebetulnya yang harus diprioritaskan, tetap kereta api, saat sirine dan pintu palang kereta telah tertutup, maka harus mendahulukan kereta, karena kereta api tidak bisa berhenti mendadak," jelasnya.
Sementara itu, akibat dari kecelakaan itu, dua jadwal perjalanan kereta api sempat terganggu, karena adanya proses evakuasi bangkai kendaraan. "Akibat dari peristiwa itu ada dua perjalanan kereta api barang yang terganggu, proses evakuasi selesai pukul 05.52 WIB," tutupnya. Diketahui, sebelum mobil Damkar itu tertabrak kereta api, mobil Damkar tersebut hendak memadamkan kebakaran di Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Kejadian ini menunjukkan bahwa perlunya perbaikan sistem keselamatan lintas rel dan koordinasi antar sektor terkait guna mencegah insiden serupa di masa depan. Dengan adanya perhatian yang serius terhadap masalah ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang lebih aman dan tertib dalam penggunaan jalur lintas rel, sehingga insiden tragis seperti ini dapat diminimalisir.