Motif di balik tindakan absurd pria berusia 67 tahun ini belum sepenuhnya terungkap. Namun, beberapa sumber menyebutkan bahwa ia mungkin mengalami masalah kesehatan mental. Hal ini mendorong pihak berwenang untuk tidak hanya menangani masalah hukum, tetapi juga melihat lebih jauh tentang aspek kesehatan mental dalam konteks keamanan publik. Kasus ini membuka diskusi mengenai perlunya perhatian lebih terhadap isu kesehatan mental di kalangan masyarakat lanjut usia, terutama di negara dengan populasi lansia seperti Korea Selatan.
Di Korea Selatan, transportasi publik, terutama sistem kereta bawah tanah, adalah bagian vital dari kehidupan sehari-hari warga. Ribuan orang bergantung pada moda transportasi ini untuk mobilitas mereka, sehingga insiden yang mengganggu keamanan penumpang sangat memprihatinkan. Kejadian ini secara langsung memicu kekhawatiran di kalangan penumpang, sehingga mereka mulai mempertanyakan sejauh mana keamanan dan keselamatan mereka saat menggunakan layanan kereta bawah tanah.
Pihak operator kereta bawah tanah juga mengambil langkah-langkah proaktif setelah insiden ini, termasuk meningkatkan pengawasan dan pelatihan petugas keamanan untuk menangani situasi yang mungkin berpotensi berbahaya. Selain itu, mereka berupaya untuk memberikan jaminan kepada penumpang bahwa keselamatan mereka adalah prioritas utama.