Tantangan Hidup Sendiri dan Terabaikan
Kehidupan lansia perkotaan identik dengan kesepian. Banyak anak muda merantau, sementara para orang tua dibiarkan sendiri tanpa dukungan sosial cukup. Program home visit atau komunitas lansia masih sangat terbatas jumlah dan jangkauannya.
Menurut Yayasan Lansia Mandiri, sekitar 40% lansia urban hidup dalam kondisi rentan secara ekonomi dan psikologis.
Kebijakan Masih Minim Perspektif Usia
Urban planning dan kebijakan sosial kita belum memasukkan dimensi ramah usia. Padahal WHO sudah mendorong kota-kota dunia mengadopsi kerangka “Age-Friendly Cities”, mencakup perumahan layak, transportasi aman, dan partisipasi sosial untuk lansia.
Urgensi Kota yang Menghargai Usia
Urban planner Dr. Lestari Widodo menegaskan, “Kota yang baik adalah kota yang bisa ditinggali dari bayi hingga lansia. Kalau lansia saja tak nyaman, itu cermin kegagalan kebijakan kota.”