Pengalaman pahit ini tidak hanya berdampak pada kebutuhan dan kenyamanan para jemaah, namun juga menjadi masalah bagi pihak penyelenggara perjalanan. Mereka harus menangani keluhan dan kekesalan para jemaah akibat masalah-masalah yang terjadi dalam perjalanan. Hal ini dapat merusak reputasi penyelenggara perjalanan dan menurunkan kepercayaan para jemaah terhadap layanan yang diberikan.
Untuk mengantisipasi masalah ini, penyelenggara perjalanan sangat perlu untuk melakukan perencanaan yang matang dan pemeliharaan yang teratur terhadap pesawat yang digunakan. Dengan melakukan pemeliharaan yang terjadwal secara rutin, diharapkan masalah pada mesin pesawat dapat diminimalisir dan mengurangi risiko terjadinya delay akibat kerusakan mesin. Selain itu, penyelenggara perjalanan juga perlu meningkatkan sistem pengawasan terhadap proses penanganan bagasi para jemaah. Dengan demikian, diharapkan risiko terjadinya koper jemaah yang tertinggal dapat dikurangi.
Dalam situasi yang tidak terduga seperti mesin rusak, delay 3 jam lebih, dan koper jemaah tertinggal, komunikasi yang efektif antara penyelenggara perjalanan dan para jemaah juga sangat penting. Memberikan informasi yang jelas dan tepat waktu mengenai situasi yang sedang terjadi dapat membantu para jemaah untuk tetap tenang dan memahami kondisi yang sedang dihadapi.