Dalam paparan tersebut, pejabat Pemprov Jabar, Deny Hermawan, menjelaskan bahwa belanja barang mencakup konsumsi makanan dan minuman, souvenir, serta peralatan kantor. Rinciannya menunjukkan bahwa belanja makanan dan minuman untuk rapat saja menghabiskan dana hingga Rp1,3 miliar, sementara anggaran untuk souvenir mencapai Rp649 juta. Jumlah tersebut membuat Dedi Mulyadi merasa heran. Ia berpendapat bahwa dengan penerapan e-goverment seharusnya anggaran untuk kebutuhan rapat dan konsumsi dapat ditekan, sehingga dana tersebut dapat lebih efisien dan dialokasikan untuk keperluan yang lebih penting.
Lebih jauh, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa saat ini yang dibutuhkannya adalah pengurangan belanja yang kurang terarah. Ia berencana untuk memangkas anggaran tersebut, mengingat banyaknya pos anggaran yang bisa dioptimalkan dan lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dalam kesempatan itu, Dedi Mulyadi juga mengemukakan rencananya untuk menghapus anggaran pakaian dinas dan perjalanan dinas luar negeri, dengan menyatakan bahwa pegawai sudah menerima gaji yang layak dan tidak perlu lagi bergantung pada anggaran negara untuk membeli pakaian rengkapan tugas.
"Kita ini pegawai sudah digaji, masak baju saja dibeliin negara?" kata Dedi Mulyadi. Dia berencana untuk menjahit sendiri seragamnya dan meminta agar dana yang dialokasikan untuk anggaran pakaian dinas dialihkan ke belanja infrastruktur yang lebih mendesak.