Tidak hanya ikan, beberapa jenis amfibi juga mampu melakukan perubahan jenis kelamin. Salah satunya adalah katak. Pada beberapa spesies katak, faktor lingkungan seperti suhu dapat memengaruhi perkembangan jenis kelamin. Dalam penjelasan yang lebih luas, keberadaan bahan kimia dalam lingkungan yang disebut disruptor endokrin dapat memicu perubahan ini. Alasan di balik fenomena ini berkaitan erat dengan adaptasi dan ketahanan spesies dalam kondisi yang kurang mendukung.
Selanjutnya, kita juga bisa melihat pada beberapa species reptil, seperti kura-kura. Pada beberapa spesies kura-kura, perubahan suhu selama tahap pematangan telur dapat mempengaruhi jenis kelamin individu yang akan menetas. Pada penjelasan ilmiah, suhu telur dapat menentukan gen yang diaktifkan, yang pada gilirannya menentukan apakah individu tersebut akan menjadi jantan atau betina. Alasan di balik ini berkaitan dengan evolusi dan bagaimana suhu lingkungan dapat berkontribusi pada jenis kelamin yang lebih dominan pada populasi tertentu.
Tidak ketinggalan, beberapa spesies ikan hias, seperti wrasse, juga menunjukkan kemampuan luar biasa untuk mengubah jenis kelamin. Di dalam kelompok wrasse, betina dominan juga dapat berubah menjadi jantan bila diperlukan. Penyebab perubahan ini sering kali disebabkan oleh persaingan dalam reproduksi dan struktur sosial dalam kelompok. Dengan kata lain, penjelasan transcendental di balik perubahan ini melibatkan dinamika sosial yang kompleks dalam kelompok.