Dampak gempa tersebut juga cukup signifikan terhadap infrastruktur dan pemukiman warga. Hasil kajian cepat BPBD Poso menunjukkan sekitar 37 unit rumah mengalami kerusakan dengan tingkat keparahan berbeda-beda. Kerusakan tersebar di sembilan desa, di antaranya Desa Towu dengan satu rumah rusak ringan dan empat unit rusak berat, Desa Bega satu unit rusak ringan, Desa Lape delapan unit rusak ringan, Desa Kilo satu unit rusak ringan, Desa Tokorondo dua unit rusak ringan, Desa Maranda empat unit rusak ringan, Desa Tangkura 14 unit rusak ringan, dan Desa Petiwunga dua unit rusak ringan. Sementara itu, Desa Masani yang menjadi pusat guncangan sekaligus lokasi jatuhnya korban jiwa tercatat paling terdampak dengan banyak warga harus mengungsi dan kehilangan tempat tinggal.
Untuk menangani kondisi darurat, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama pemerintah desa dan kecamatan mendirikan posko penanganan terpusat di Desa Masani. Data sementara menyebutkan ada 433 jiwa dari 184 kepala keluarga yang terdampak langsung oleh gempa. Dari jumlah tersebut, 218 orang adalah laki-laki, 206 perempuan, 31 lanjut usia, lima orang penyandang disabilitas, serta 23 balita. Sofyan menegaskan bahwa data ini masih bersifat dinamis dan kemungkinan akan berubah seiring asesmen lanjutan di lapangan.