Media lokal yang bergantung pada pemasukan dari APBD pun akhirnya terpaksa menyensor sendiri kontennya. "Kami diminta menghapus berita atau kami kehilangan kerja sama," ujar salah satu redaktur media daring di Kalimantan yang enggan disebutkan namanya.
Kondisi Ini Memiskinkan Jurnalisme, Bukan Hanya Secara Finansial
Fenomena ini membuat banyak jurnalis kehilangan semangat menyelidiki isu korupsi, perizinan tambang, atau konflik agraria karena khawatir kehilangan nafkah.
Menurut Dewi Kurnia, peneliti media dan dosen komunikasi di UGM, tekanan semacam ini justru lebih berbahaya dibanding kekerasan fisik. “Sensor ekonomi membuat redaksi ‘mematikan diri’ dari dalam,” ujarnya.
Solusi Harus Sistemik: Pendanaan Alternatif dan Perlindungan Hukum
Penguatan dana publik untuk media independen lokal, perlindungan hukum bagi jurnalis, serta peningkatan literasi hukum media menjadi solusi yang banyak disuarakan. LBH Pers menilai perlindungan khusus untuk media daerah sangat mendesak diterapkan, terutama di luar Pulau Jawa.