Dalam keterangannya, Nicke Widyawati juga menjelaskan bahwa kenaikan harga baru BBM ini tidak hanya akan berdampak pada konsumen akhir, tetapi juga pada berbagai sektor ekonomi. Kenaikan harga BBM dapat mengakibatkan lonjakan biaya produksi dan distribusi barang, yang kemudian dapat berdampak pada inflasi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, Pertamina berjanji bahwa kenaikan harga baru BBM ini tidak akan terjadi secara mendadak. Perusahaan akan secara bertahap menyesuaikan harga BBM sesuai dengan mekanisme pasar yang berlaku. Selain itu, Pertamina juga berencana untuk terus meningkatkan efisiensi dan mengurangi subsidi agar tidak memberatkan masyarakat.
Kenaikan harga baru BBM ini juga menjadi momentum bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengurangi ketergantungan pada BBM dan beralih ke energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan energi terbarukan seperti listrik, gas alam, dan energi nuklir diharapkan dapat mengurangi tekanan terhadap harga BBM dan membantu mengurangi emisi karbon.
Dengan mengumumkan kenaikan harga baru BBM mulai Juni 2024, Pertamina berharap dapat memberikan kejelasan kepada masyarakat dan stakeholder terkait kebijakan yang akan diimplementasikan. Pihak perusahaan juga berkomitmen untuk terus memberikan kontribusi positif bagi pembangunan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
