Demikian juga, seorang pengguna Weibo lain menulis, "Saya tidak tahu mengapa keadaan seperti ini sekarang. Kesan saya tentang Beijing 10 tahun lalu tidak seperti sekarang."
Seorang warga Beijing bernama Wang Lee juga mengatakan bahwa ekonomi nasional sedang mengalami resesi parah, dan ibu kota Beijing telah menjadi sepi dan tak bernyawa, tidak seperti di tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, segalanya tidak lagi berkembang, kecuali bagi pegawai negeri yang masih memiliki sejumlah uang.
Pada 2020, upaya membangkitkan ekonomi Beijing pasca pandemi Covid-19 dengan penciptaan lapangan pekerjaan melalui pemberian izin pedagang kaki lima, yang diusulkan Perdana Menteri Le Keqiang, ditolak mentah-mentah oleh Presiden Xi Jinping, yang menganggap perdagangan tradisional tersebut "tidak higienis dan tidak beradab," dilansir oleh BBC.
Banyak tempat di Beijing yang telah dibagi secara artifisial, seperti sekolah yang dulunya melambangkan keterbukaan, sekarang tidak dapat diakses untuk masyarakat umum, termasuk Universitas Tsinghua, Universitas Peking, dan universitas lain, serta sekolah menengah pertama dan sekolah dasar.
Sanlitun, sebuah distrik terkenal di Beijing yang dulu dikenal sebagai Pusat Mode Beijing, kini tidak terlihat sama. Pada 2023, banyak bar dan restoran di Sanlitun ditutup karena lokasi tersebut menjalani renovasi besar-besaran yang ditujukan untuk revitalisasi.
Berkurangnya ekspatriat dan orang asing di Beijing juga dinilai turut mendorong perubahan pada ekonomi dan suasana ibu kota. Data sensus China pada 2020 menunjukkan bahwa jumlah ekspatriat di Beijing menurun hingga 42% dalam 10 tahun terakhir, dari 107,445 orang menjadi 62,812 orang. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk berkurangnya kesempatan kerja, tingginya biaya hidup, menurunnya insentif finansial, hingga polusi.
Penurunan tajam jumlah ekspatriat ini berdampak terutama pada wilayah Liang Maqiao, yang menjadi tujuan orang asing dan lokasi berkumpulnya para ekspatriat. Sekarang, daerah tersebut tidak begitu ramai, terutama pada malam hari, tanpa banyak kios yang buka, penjual, fotografer, atau pengamen jalanan.