Dalam emailnya, Marocco meminta agar dibuat sistematika terbaik dan pengaturan waktu untuk mengurangi ketergantungan bantuan dari USAID yang mungkin yang diharapkan dapat dilakukan oleh penerima bantuan. Ia menekankan bahwa tidak ada pihak yang berutang budi di dalam hubungan ini, menyiratkan bahwa peran Amerika Serikat dalam memberikan bantuan bukanlah sebuah kewajiban tanpa akhir.
Sumber yang memahami isu ini memastikan keaslian surat elektronik tersebut dan mengungkapkan bahwa Marocco benar-benar berusaha untuk menghentikan bantuan bagi etnis Rohingya dan Lebanon. “Marocco tidak yakin bahwa mereka memerlukan bantuan lebih lanjut,” ungkap sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Hingga saat ini, Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat enggan memberikan komentar resmi mengenai isu yang sensitiv ini. Demikian pula, baik Marocco maupun Meisburger memilih untuk tetap diam dan tidak mengeluarkan pernyataan publik terkait rencana ini, mengundang banyak spekulasi tentang arah kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bidang bantuan kemanusiaan.