Israel telah mengkonfirmasi tewasnya komandan tinggi Hizbullah, Ibrahim Aqil. Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari menyatakan bahwa Aqil terbunuh dalam serangan udara beberapa waktu lalu di Beirut. Serangan udara tersebut juga merenggut nyawa sedikitnya 10 komandan Hizbullah, termasuk Aqil.
Hagari menegaskan bahwa para komandan Hizbullah itu menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia saat berkumpul di bawah tanah di jantung Dahiyeh, Beirut. Mereka diklaim berkumpul untuk merencanakan kegiatan teror terhadap warga sipil Israel.
Pasukan pertahanan Israel menuduh Aqil dan komandan Pasukan Radwan sebagai otak dari rencana menyerang wilayah utara Negara Israel yang mereka sebut 'Rencana untuk menaklukkan Galilea'. Hagari juga menambahkan bahwa Hizbullah berencana untuk menyerang wilayah Israel, menduduki komunitas di Galilea, serta melakukan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap warga Israel.
Selain rencana menyerang wilayah Israel, Aqil juga diduga terlibat dalam serangan Hizbullah di luar negeri. Hagari menyebutnya sebagai "seorang teroris dengan banyak darah di tangannya, bertanggung jawab atas kematian banyak warga sipil dan orang-orang tak berdosa."