Kendati demikian, situasi ini diyakini bakal menjadi momentum berharga bagi pengelolaan olahraga internasional dalam memberikan perlindungan hak-hak atlet untuk berkarya tanpa adanya diskriminasi, termasuk dalam hal pakaian atau atribut yang bermuatan nilai agama. Kehormatan dari hasil keberhasilan atlet dan budaya dari masing-masing negara harus disanjung tinggi, dan larangan semacam yang dilakukan Prancis terhadap atlet berhijab jelas bertentangan dengan prinsip-prinsip ini.
Mencermati kasus ini, Olimpiade Paris 2024 diharapkan dapat memberikan pembelajaran bagi pihak penyelenggara dan juga semua negara-negara peserta dalam menjaga semangat olahraga yang bersifat relatif, inklusif, dan menghormati perbedaan. Pembelajaran dari dampak kontroversi ini hendaknya digunakan sebagai landasan bagi perbaikan ke depannya, sehingga semua atlet dapat berpartisipasi dalam semangat persamaan dan keberagaman yang seharusnya menjadi esensi dari Olimpiade.