Penggerebekan terhadap perkumpulan "satanisme" semacam ini tidaklah hal yang baru di negara konservatif seperti Iran. Kegiatan yang melibatkan alkohol, yang merupakan barang terlarang di negara tersebut, seringkali menjadi sasaran operasi penegakan hukum.
Contohnya, pada Sabtu (1/6), polisi berhasil menahan 35 orang dalam penggerebekan serupa di Provinsi Khuzestan. Lebih dari 250 orang, termasuk tiga orang Eropa, juga ditangkap pada bulan Mei di barat ibu kota Teheran karena diduga terlibat dalam promosi kegiatan "satanisme".
Pihak berwenang di Iran terus mengambil langkah tegas terkait aktivitas yang dianggap melanggar nilai-nilai budaya dan agama. Konser musik rock dan heavy metal seringkali dianggap sebagai pertemuan yang terkait dengan kegiatan yang tidak sesuai dengan tatanan sosial dan keagamaan yang ada, sehingga menerima perhatian ekstra dari pihak berwenang.