Tampang

Pengamat MotoGP Ungkap Kekejaman di Balik Keputusan Ducati Lepas Jorge Martin demi Marc Marquez

8 Jun 2024 06:32 wib. 81
0 0
Kekejaman Ducati Lepas Jorge Martin
Sumber foto: Goggle

Pada 26 Mei 2024, Jorge Martin, Francesco Bagnaia, dan Marc Marquez merayakan hasil sempurna mereka di atas podium setelah balapan MotoGP Catalunya di Sirkuit Catalunya, Montmelo, Spanyol. Keindahan momen tersebut disertai dengan kekejaman di balik keputusan melepas Jorge Martin yang diungkapkan oleh pengamat MotoGP, Oscar Haro. Ducati harus mengorbankan pembalap bertalenta seperti Jorge Martin demi Marc Marquez, dan hal ini menimbulkan polemik di kalangan penggemar balap motor.

Oscar Haro membeberkan betapa uang menjadi faktor utama di balik keputusan Ducati. Meskipun Jorge Martin telah memberikan banyak pencapaian bagi Ducati bersama tim satelit, namun ketika Marc Marquez muncul dengan penampilan apik bersama Gresini Racing, situasinya menjadi rumit bagi Martin. Ducati juga mendapatkan tekanan dari induk perusahaan mereka, Audi, untuk memilih Marquez daripada Martin. Haro menyatakan bahwa uang dan popularitas lebih dari sekadar bakat dan pencapaian, hal ini menjadi cermin kejamnya dunia balap motor saat ini.

Menurut Haro, Ducati seharusnya memberikan kesempatan yang setara bagi Jorge Martin, tetapi pilihan jatuh pada Marquez karena pertimbangan bisnis dan popularitas. Audi sebagai pemilik Ducati membutuhkan seseorang yang bisa memberikan keuntungan, dan kehadiran Marquez dengan delapan gelar juara dunia menjadi daya tarik tersendiri bagi perusahaan tersebut. Terlepas dari pencapaian dan bakat Martin, Ducati lebih memilih untuk mengikuti keinginan penguasa dan perusahaan pemiliknya.

Banyak pihak yang merasa bahwa keputusan Ducati memang sangat kejam terhadap Jorge Martin. Martinator, julukan untuk Jorge Martin, telah memberikan segudang usaha dan prestasi selama dua musim terakhir bersama Prima Pramac Racing. Namun, keputusan untuk melepasnya demi Marc Marquez telah membuat banyak orang merasa kecewa dan tidak adil. Kritik pun bermunculan terkait keputusan ini, dan hal ini menjadi pembelajaran bagi dunia balap motor untuk tidak hanya mempertimbangkan aspek bisnis dan popularitas, namun juga memberikan kesempatan yang adil bagi para pembalap yang berjuang keras di lintasan.

<12>

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Apakah Anda Setuju dengan TAPERA? Semua Pekerja di Indonesia, Gajinya dipotong 3%