Pengelolaan wisata juga menjadi tantangan yang signifikan dalam pelestarian warisan dunia. Situs bersejarah sering kali menjadi tujuan wisata populer, yang dapat menyebabkan kerusakan akibat lalu lintas pengunjung yang tinggi. Jejak kaki pengunjung, penggunaan bahan pembersih yang tidak sesuai, dan kegiatan wisata yang tidak terkelola dengan baik dapat mengakibatkan kerusakan fisik pada situs. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan kebijakan wisata yang ramah lingkungan dan kesadaran pengunjung tentang pentingnya menjaga situs bersejarah.
Pelestarian juga melibatkan kerjasama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat lokal. Pemerintah sering kali berperan dalam menetapkan kebijakan dan regulasi yang melindungi situs bersejarah, sementara organisasi non-pemerintah dapat membantu dalam upaya konservasi dan pendidikan. Masyarakat lokal, sebagai penjaga dan pengguna situs bersejarah, memiliki peran penting dalam menjaga situs-situs ini dari kerusakan dan memastikan bahwa nilai-nilai budaya tetap hidup.
Teknologi juga memainkan peran penting dalam pelestarian warisan dunia. Dengan menggunakan teknologi pemantauan canggih, seperti pemetaan laser dan sensor, para ahli dapat memantau kondisi situs secara real-time dan mengambil tindakan preventif untuk mencegah kerusakan lebih lanjut. Selain itu, teknologi digital memungkinkan pembuatan rekaman dan dokumentasi yang akurat tentang kondisi situs, yang dapat digunakan untuk tujuan konservasi dan penelitian.