Menanggapi laporan tersebut, Kepala Petugas Keamanan Informasi OpenAI, Dane Stuckey, awalnya sempat menyatakan bahwa label pada fitur itu sudah cukup jelas. Namun, setelah menerima masukan dari berbagai pihak, OpenAI akhirnya memutuskan untuk menonaktifkan sepenuhnya fitur “dapat ditemukan di pencarian web.” Perusahaan menilai bahwa risiko kesalahpahaman pengguna terlalu besar jika fitur itu tetap tersedia, sehingga keputusan penghapusan menjadi langkah yang paling aman untuk melindungi data dan kenyamanan pengguna.
OpenAI juga telah mengambil tindakan untuk menarik semua percakapan yang terlanjur muncul di indeks pencarian Google. Meski ini bukan bentuk kebocoran data ataupun peretasan, namun perusahaan tetap bertindak cepat untuk menanggulangi potensi risiko privasi yang bisa muncul akibat fitur tersebut. Penghapusan fitur ini juga mencerminkan upaya OpenAI untuk terus menjaga kepercayaan publik, terutama di tengah tingginya penggunaan layanan ChatGPT secara global.
Perlu diketahui, ChatGPT menerima lebih dari 2,5 miliar prompt setiap harinya, yang berarti miliaran interaksi tersimpan dan berpotensi dibagikan. Maka dari itu, kebijakan penghapusan ini bukan hanya soal respons terhadap kritik, tetapi juga bagian dari penyesuaian terhadap skala pengguna yang sangat masif. Keterbukaan fitur yang tidak dibarengi pemahaman pengguna bisa berujung pada risiko, walaupun niat awalnya hanyalah berbagi secara terbatas.