Namun, keindahan dan keagungan Notre-Dame tidak lepas dari tantangan yang dihadapinya. Pada 15 April 2019, dunia dikejutkan oleh tragedi ketika api melanda gereja ini. Kebakaran tersebut menghancurkan atap dan menara yang menjadi ciri khas gereja, menyebabkan kerugian yang sangat besar baik dari segi fisik maupun emosional bagi masyarakat Perancis dan penganut Gereja Katolik di seluruh dunia. Momen tragis ini mengingatkan kita akan kerentanan yang ada di balik keanggunan arsitektur, sekaligus mempertegas pentingnya pelestarian warisan budaya.
Setelah kebakaran, upaya restorasi segera dilakukan dengan melibatkan banyak arsitek, insinyur, dan relawan dari berbagai belahan dunia. Proses pemulihan bukan hanya berfokus pada mengembalikan kondisi fisik gereja, tetapi juga tentang mempertahankan nilai-nilai sejarah dan spiritual yang dimiliki Notre-Dame. Para ahli berusaha untuk menggunakan teknik dan material yang sama dengan yang digunakan pada saat pembangunan asli, untuk mencapai keaslian dan mempertahankan warisan budaya Eropa tersebut.
Kebangkitan Notre-Dame menjadi simbol harapan bagi banyak orang. Penggalangan dana internasional dilakukan untuk mendukung proses restorasi, menunjukkan bahwa meskipun mengalami tragedi, semangat dan cinta terhadap bangunan bersejarah ini akan terus hidup. Dalam konteks sejarah Eropa yang lebih besar, Notre-Dame mencerminkan bagaimana bangunan dapat menjadi lebih dari sekadar struktur fisik—ia berfungsi sebagai pengingat akan perjalanan panjang umat manusia, keyakinan, dan budaya yang saling terkait.