Dalam sebuah makalah baru oleh Svennevig dan timnya, terungkap bahwa gelombang megatsunami ini terjadi selama seminggu penuh. Selain itu, diketahui bahwa gelombang megatsunami ini tegak lurus dengan arah tsunami awal. Para ilmuwan meyakini bahwa longsor yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh "kiamat" perubahan iklim. Perubahan suhu ekstrem antara musim panas dan musim dingin, serta musim semi yang menjadi waktu longsor di Greenland, diyakini menjadi faktor pemicu bencana ini.
Tidak hanya itu, ada beberapa hal lain yang berkontribusi pada terjadinya longsor ini. Mulai dari lapisan es yang mencair, kurangnya penopang es, hingga perubahan pola presipitasi. Para peneliti menghitung bahwa setidaknya 25 juta meter kubik batu dan es jatuh dari lereng dengan kemiringan 45 derajat sepanjang 600-900 meter ke samping Fjord. Untuk memberikan gambaran, volumenya hampir dua kali lipat dari bangunan terbesar di dunia, yaitu pabrik Boeing Everett.